Akibatnya, ia akan menghentikan rotasi, membalik kutub utara ke selatan, mengganggu inti planet ini, membuat kerak Bumi guncang, dan akhirnya menyudahi peradaban umat manusia.
Seperti dikutip dari Metro, penulis Zecharia Sitchin kali pertama menulis Nibiru dalam bukunya 'The 12th Planet' yang rilis pada 1976 lalu. Konon, planet itu dihuni alien cerdas, Annunaki -- yang kata dia, menciptakan ras manusia.
Ramalan pertamanya bahwa 'akhir dunia' pada 2003 gagal total, kemudian dimundurkan pada 2010, lagi-lagi keliru.
Di tengah maraknya isu kiamat Suku Maya, Nibiru kembali tenar. Namun ketika tak ada apapun yang terjadi pada 21 Desember 2012, ia kembali terlupakan.
Belakangan, isu terjadinya kiamat yang dipicu Nibiru kembali mengemuka -- setelah desas-desus 'kiamat' 29 Juli palsu belaka.
Pencetus teori konspirasi mengaitkan Planet X tersebut -- yang konon makin mendekati Bumi -- dengan fenomena "blood-moon" atau bulan merah darah yang terjadi pada 2016.
Sebuah saluran situs berbagi video mengklaim, penampakan Nibiru yang berada di samping blood moon telah tertangkap kamera untuk pertama kalinya di Pennsylvania, Amerika Serikat.
Rekaman itu mengklaim, Nibiru lah yang sesungguhnya menyebabkan Bulan berubah warna menjadi merah -- yang membuat fenomena blood moon, yang sejatinya jarang, berulang beberapa kali tahun 2016.
Astronom NASA sekaligus manajer Program Objek Dekat Bumi di Laboratorium Jet Propulsion, Don Yeomans mengatakan, "Tak ada bukti tentang keberadaan Nibiru," kata dia.
Dugaan bahwa Nibiru bersembunyi di balik Matahari, juga disanggah. "Kalau benar ia tak bisa selamanya berada di balik Matahari, semestinya kita sudah melihatnya bertahun-tahun lalu."
Bagaimana dengan tudingan bahwa NASA dan para astronom bersekongkol untuk menyembunyikan keberadaan Nibiru? "Tak ada satu cara pun di muka bumi ini untuk memaksa para astronom diam."
tes
ReplyDelete